Feeds:
Pos
Komentar

TIDAK AKTIF

Dengan ini diberitahukan kepada publik bahwa untuk sementara blog ini tidak aktif karena kurangnya sumberdaya manusia untuk maintenance. akan tetapi, tidak memungkinkan akan aktif kembali jika ada kawan-kawan dari hmi komisariat fakultas peternakan ipb bersedia aktif untuk mengisi kembali blog ini.

terima kasih,

 

admin

Oleh: Yasser Arafat

Salah satu diantara banyak pertanyaan yang pasti saya dengar saat berdiskusi tentang HMI dengan mahasiswa baru ialah pertanyaan soal perpecahan HMI menjadi HMI (DIPO) dan HMI (MPO). Selalu saja pertanyaan ini mengisi ruang-ruang dialog antara mahasiswa baru dengan pengurus HMI. Dan biasanya pertanyaan tersebut disusul dengan pertanyaan lanjutan seputar siapa yang benar dan siapa yang salah (tersesat).

Saya tertarik untuk sedikit memberikan pendapat terkait persoalan dualisme HMI ini. Ketertarikan sayani muncul ketika membaca artikel adu pendapat tentang siapa yang benar dan siapa yang sesat di beberapa website. Lanjut Baca »

Rabu, 5 September 2007

Kerjasama Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan lima Universitas di Asia Tenggara dan Asia Timur menghasilkan Simposium Internasional yang kedua dengan tajuk “On food Security, Agricultural Development & Environmental Conservation in Southeast and East Asia” digelar di IPB International Convention Center (IICC), (5-6/9) hari ini dihadiri masing-masing perwakilan dari kelima universitas tersebut. Kegiatan ini digelar serangkaian dengan Dies Natalis IPB ke-44.

Dengan mengetengahkan topik mengenai Grasland Science and Animal Science, Crop Science and Horiticultural Science, Food Science and Biotechnology Science, Forestry Science and Environmental Conservation ini, kelima universitas tersebut adalah Northeast Agricultural University of China, Niigata University of Japan, College of Natural Resources of Yeungnam University of Korea, Mongolian State University of Agriculture of Mongolia, Chiang Mai University of Thailand.

Sesuai dengan tema yang diusung, IPB menghadirkan Menteri Pertanian Republik Indonesia , Dr. Anton Apriyantono sebagai Keynote Speaker. Dan juga memberikan kesempatan bagi China, Jepang, Korea, Mongolia, Thailand dan Indonesia untuk menyampaikan Country Report masing-masing negara di bidang pertanian. Wakil dari Indonesia adalah Wakil Rektor I, Prof. Dr. M. Chozin, M.Agr, yang sebelumnya membuka acara ini.

Lanjut Baca »

Senin, 10 September 2007

Kedawung (parkia timoriana) termasuk satu diantara 30 spesies tumbuhan obat langka Indonesia dengan status kelangkaan dan ancaman “jarang”. Hasil invetarisasi dan analisis vegetasi kawasan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) Jawa Timur sejak tahun 1993 hingga 2006, jumlah populasi kedawung hanya 3 individu anakan dan 136 individu pohon dewasa. Biji kedawung sangat sukar berkecambah tanpa bantuan manusia. Presentase perkecambahan kedawung di alam amatlah kecil.

Kelangkaan pohon obat kedawung juga didorong terjadi karena pemanenan buahnya dilakukan tanpa diikuti kegiatan penyemaian biji oleh masyarakat. Pelangkaan kedawung di alam juga akibat permintaan bahan baku biji kedawung oleh industri jamu yang mencapai 170 ton per tahun. Semua biji kedawung selalu dijual habis ke industri jamu dan masyarakat 15 tahun terakhir ini tidak membantu menyemaikan biji kedawung di habitat hutan alamnya. Padahal pohon kedawung mulai berbuah sekitar umur 20 tahun, sehingga faktor waktu sangat dirasakan sebagai modal untuk konservasi.

Lanjut Baca »

Selasa, 11 September 2007

Upaya meningkatkan produksi rempah dan mengembalikan posisi rempah Indonesia dalam perdagangan dunia perlu didukung oleh berbagai pihak yaitu pelaku usaha agribisnis dan agroindustri rempah, peneliti, instansi pemerintah, dan pengguna rempah. Sehubungan dengan itu maka Masyarakat Rempah Indonesia melalui Masyarakat Rempah – Institut Pertanian Bogor (MR-IPB) selenggarakan Semiloka Nasional bertajuk “Sumbangasih Perguruan Tinggi Dalam Pengembangan Rempah Indonesia” dengan lingkup kegiatan Presentasi oral dan diskusi dengan Pemerintah, Asosiasi Pengusaha, Petani dan Peneliti, Penyajian poster, Pameran di Auditorium Toyib Hadiwidjaja, Fakultas Pertanian IPB, Kampus Darmaga, Bogor (10/9).

Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya untuk dapat berperan serta dalam pengembangan rempah Indonesia dan diharapkan dapat menginventarisasi dan mengelaborasi usaha perbaikan subsistem hulu hingga hilir maupun kelembagaan perempahan. Selain itu, semiloka ini juga bertujuan untuk saling mempertemukan pemangku kebijakan Dewan Rempah Indonesia (DRI) yang meliputi para pelaku usaha agribisnis dan agroindustri rempah, peneliti, pemerintah, pengguna rempah; mensosialisasikan sebagian penelitian rempah di Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian; dan menyusun arah pengembangan rempah Indonesia.

Lanjut Baca »